Simple Things

 

Tak ada yang perlu diromantisasi, atau sengaja dieuforiakan di perbatasan usia ini. Memang berat tapi sudah menjadi kenyataan dan sebuah fakta yang ada. Sepertinya manusia di usia mudanya akan terus melakukan hal-hal yang tidak ada pelarangannya oleh siapapun. Hmm menuju kepala 3, semoga tidak ada lagi hal-hal yang penuh dengan kemubadziran dan kesia-siaan dalam menentukan pilihan.


Menginjak usia 20-an aku sangat menyukai dunia perkuliahan, dekat dengan teman-teman di perantauan dan survive saat jauh dengan keluarga khususnya dengan orang tua. Mungkin sangat terjal untuk menginjak usia 20-an yang cukup tertatih saat mencari dan menentukan perguruan tinggi. Pernah mengalami rasanya ditolak seperti apa, dan memulai kembali saat semuanya sudah berjalan di satu tahapan.

Menginjak usia 23-an awal karierku mulai, menentukan tempat tujuan untuk pulang selain rumah. Memulai kenyamanan dengan lingkungan yang jauh sangat berbeda sebelumnya, membuka diri dari ketidaktahuan. Belajar dari hal-hal yang sempat kulalaikan. Hijrah, berpindahnya seseorang dalam 1 hal yang kurang disukainya maka akan mendapatkan ketenangan dan identitas baru.

Hal-hal yang penuh dengan ketidakefektifan waktu dan seseorang akan berujung dalam pemilihan keputusan di masa depan. Lingkunganmu akan mendukung caramu berkembang, berbicara, bertindak, dan pengambilan keputusan.

Tidak ada yang perlu disesali, karena jalan finish-nya seseorang berbeda-beda. Maumu A, mau-NYA B, cukuplah untuk disyukuri dan diikhtiarkan dengan cara yang benar dan lugas. Dua puluh Sembilan, tidak ada kue yang kuharapkan, dan ucapan yang penuh ceremonial. Apa semuanya sudah kuanggap biasa saja dan tabu? Ah enggak juga sepertinya, apa karena sudah masanya?

Membiasakan hal yang tidak biasa, membiarkan hal yang cukup dilisankan, semoga dicukupkan dengan segala doa yang baik, dan kesehatan yang mempuni. Amiiin. Bukankah itu sudah cukup ?

Lalu apa definisi dewasa dan bahagia menurutmu, Mel?

Tidak berlebihan dalam bersikap, menjalani hal yang kusukai tanpa berbelit lisan dengan orang lain, berdiskusi dengan orang yang cakap wawasan, sungguh nyaman bukan?

Ya memang sudah waktunya, semoga saat waktunya tiba kesiapan itu penuh tanpa adanya keraguan.

Terima kasih telah mampu bersabar, dan kuat sejauh ini.

Tidak semuanya perlu kamu pikirkan dengan serius, dan tidak semuanya harus selesai sesuai rencanamu.

 Sesuai judul jurnaling ini, hal-hal yang enggak ku pikirkan sejak dulu bersikap sederhana dalam bersikap. Sesuatu yang kuanggap sederhana dalam berinteraksi dengan lawan bicara, tidak ingin mempersulit orang lain dan bersikap apa adanya yang terjadi dalam diriku. Menyederhanakan keputusan dengan orang lain tanpa meng-cut off kan informasi yang penting. 

Jika kamu kurang setuju dengan pendapatku, tak apa cukup tidak sepakatlah dalam urusan prinsip dan pandanganku. Kalau kamu tidak suka karena aku karena fisiku, aku rasa kamu keterlaluan dalam menilai sesuatu. Maka perlulah berganti kacamata.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Last Ramadan 2025

Berbagi Praktik Baik Menyajikan Deskripsi dalam bentuk Tulisan (menerapkan struktur kohesi dan koherensi)

SSG [ Santri Siap Guna ] Daarut Tauhiid