Salat Tiangnya Agama
Kalau dapat
dianalogikan salat menjadi tiang agama diibaratkan seperti tumpukan batu yang
terdiri dari lima tumpukan. Kelima tumpukan tersebut menahannya satu sama lain.
Dimulai dari tumpukkan paling atas, tengah, kemudian di bagian akhir. Sebuah filosofi
yang sangat masuk akal. Salat menjadi tanggung jawab setiap masing-masing
individu. Tidak dapat dititipkan kepada amalan orang lain. Sebuah tiang akan
roboh, jika tumpukannya hilang atau rapuh. Maka akan sangat berefek ke segala
sisi dan ke segala aspek.
Allah memerintahkan kepada Nabi
Musa AS untuk mentauhidkan Allah dan menegakkan salat. Salat ini merupakan
tiang agama.
Sebagaimana sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh HR. Ahmad
“Ketauhilah bahwa
sebaik-baiknya amal kalian adalah salat”
Salat harus
ditegakkan oleh kaum muslimin, bukan hanya di suatu wilayah saja. Ini perintah
dan harus dilakukan oleh umat muslim di segala kondisi. Sekali pun dalam
kondisi kurang baik dan sehat. Namun, tiang ini perlu dijaga agar tetap utuh
dan kokoh. Islam tidak memperumit keadaan dan kondisi fisik umatnya. Adanya islam
mempermudah yang sulit, dan membuat cadangan amalan ibadah lainnya. Sekali pun seseorang
tidak dapat melakukan kegiatan utama ini, tetapi Allah meringankannya dengan
bentuk lain.
Sebagai seorang
muslim perlu tahu hal yang melatarbelakanginya untuk melakukan salat. Nabi Muhammad
SAW menerima langsung perintah salat berbeda dengan yang lain. Isra Miraj menjadi
momentum paling bersejarah bagi umat muslim. Allah Isra Mi’rajkan Nabi hingga langit
ketujuh sampai Sidratul Muntaha. Sebuah negosiasi dari salat 50 rakaan hingga
sampai 5 rakaat dan ini wajib dilaksanakan dalam kondisi apapun. Berat hukumannya
jika seorang muslim meninggalkan salat ini, maka salah satu tiangnya akan tidak
berfungsi. Kemudian merambat ke segala aspek yang lainnya. Itulah mengapa salat
disebut sebagai tiang agama dan pilar utama.
Salat diibatkan
menjadi tiang pondasi utama seorang muslim. Apabila dari salah satu tiang tersebut
tidak dilaksanakan dengan semaksimal mungkin maka sebuah bangunan akan roboh. Jati
diri seorang muslim terletak pada salatnya, kalau ada seseorang yang tidak
melakukan salat. Maka rusak semuanya, kehidupannya akan kacau, agamanya rusak,
sudah tidak bisa dipercaya seumur hidup kalau dia tidak salat. Tidak ada sisi
keberkahan yang tersimpan di kepribadian seorang tersebut.
Saat seseorang
meninggalkan salat dengan disengaja, hukumannya sangat berat dalam Islam. Anjuran
salat ini perintah langsung yang disampaikan Allah melalui perantara Nabi
Muhammad SAW bukan serta merta tidak bertitah dan wahyu lainnya. Maka jagalah
perintah salat ini, karena hanya salat yang dapat menolong sendi-sendi
kehidupan manusia bukan hanya dalam segi bersosialisasi saja. Barakallah Fiik,
beruntunglah menjadi seorang muslim, Islam mengatur umatnya dari segala aspek
dan menuntunnya agar selalu menuju ke jalan yang Rahmatan Lill Alaminn. Semoga kita
selalu mendapatkan syafaat-NYA.
Komentar