Berbagi Praktik Baik Menyajikan Deskripsi dalam bentuk Tulisan (menerapkan struktur kohesi dan koherensi)

 

Kali ini saya akan menyampaikan berbagi praktik baik saat mengajar di kelas IX materi Bahasa Indonesia Bab 1 Teks Deskripsi. Subbab yang saya ambil terkait struktur kalimat dan paragraf sehingga menjadi sebuah paragraf yang memiliki makna, dalam bahasa Indonesia dinamakan dengan penjelasan kohesi dan koherensi. Saya memakai model pembelajaran Discovery Learning, yaitu model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Di mana siswa secara aktif menemukan konsep atau pemahaman baru melalui eksplorasi, percobaan, dan pemecahan masalah serta guru memosisikan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

(dokumentasi pribadi)

Konsep Utama dalam Discovery Learning ini yaitu pertama penemuan mandiri, dari materi kohesi dan koherensi ini saya coba mengeksplor dari berbagai media ajar dan sumber ajar. Termasuk platform Tiktok yang sedang marak, dibalik ramainya media yang dibagikan di platform Tiktok ada sisi baiknya untuk pengajar yaitu sebagai bahan referensi untuk mengajar saat sedang mengalami kebuntuan.

(dokumentasi pribadi)

Kurikulum Merdeka pembelajaran bahasa Indonesia dibedakan atas beberapa elemen, yaitu elemen menyimak, menulis, membaca dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan. Saya memilih elemen menulis dalam pembelajaran kali ini. Sebuah hasil karya akhir yang dihasilkan oleh siswa di kelas yaitu menulis teks deskripsi memakai sudut pandang orang pertama dari gambar emoji yang sudah ditentukan. Adapun untuk tujuan pembelajaran, saya mengambil tujuan pembelajaran siswa mampu menyajikan teks deskripsi dalam bentuk tulisan dengan susunan secara kohesi dan koherensi.

(dokumentasi pribadi)

Pertama, saya membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen. Setiap kelmpok terdiri dari 6-7 anggota siswa yang sudah ditentukan di awal pembelajaran setelah pengisian asesmen diagnostik. Tujuannya untuk memudahkan ketika akan belajar menggunakan metode diskusi kelompok. Pembuatan kelompok sudah disiapkan di awal pertemuan, agar tidak mendadak. Kedua, guru menayangkan tujuan dari pembelajaran yang sedang dilalui, alasan mengapa perlu mempelajari kohesi dan koherensi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Oh iya alangkah baiknya setiap kelas sudah membentuk kelompok belajarnya masing-masing agar memudahkan guru saat memakai metode diskusi, selain itu efektifitas waktu juga.

(dokumentasi pribadi)

Struktur kohesi dan koherensi sangat penting dalam menulis teks. Di mana keterpaduan kata dan kalimatnya sangat diperhatikan sehingga memiliki makna yang tepat saat dibaca. Pastinya masing-masing kelompok mendapatkan LKPD yang sudah disiapkan oleh guru sebagai media ajar untuk menulis teks deskripsi. Siswa diajak untuk aktif mencari bahkan menyelidiki segala bentuk informasi yang akan dituangkan dalam bentuk paragraf.

(dokumentasi pribadi)

Peran guru di sini sebagai fasilitator, memantau jalannya diskusi kelompok dan mengunjungi kelompok untuk bertanya jawab. Tak hanya itu, fasilitator dapat memonitoring hasil kerja kelompok sebelum dipresentasikan. Saya akan bagikan langkah-langkah dalam pembelajaran Discovery Learning ini:

1.      Stimulation

Guru memberikan stimulus sebelum pembelajaran untuk memantik rasa penasaran siswa sehingga muncul rasa ingin tahu. Contohnya: kegiatan stimulus ini saya menayangkan gambar emoji berdasarkan perasaan yang biasa dipakai untuk stiker pesan Whatsapp

2.      Problem statement

Siswa mengidentifikasi dari gambar emoji yang ditayangkan guru, dikaitkan dengan perasaan masing-masing siswa. Mengaitkan emoji dengan pertnyataan sebuah kalimat singkat.

3.      Data collection

Siswa duduk melingkar dengan konsep menulis bergiliran. Dimulai oleh penulis pertama sebagai tonggak dari awal kalimat dan siswa yang lainnya melanjutkan kalimat agar menjadi sebuah kepaduan (kohesi).

4.      Data processing

Masing-masing siswa berkontribusi menuangkan ide gagasan dan pikirannya dalam bentuk kalimat sehingga menjadi paragraf yang utuh dan memiliki makna (koherensi)

5.      Data verification

Siswa memeriksakan kembali hasil diskusi kelompoknya untuk mengecek tiap kalimat dan paragraf. Jika masih ada pemakaian tanda baca yang tidak sesuai, perlu diperbaiki dan pemakaian unsur serapan hingga huruf kapital.

6.      Generalization

Perwakilan siswa membacakan hasil diskusi kelompok dihadapan teman-teman kelas sembari memberikan apresiasi dan timbal balik dari alur cerita yang sudah ditulis. Apakah sudah padu tiap kalimatnya atau belum, dan memiliki makna yang sesuai di setiap paragrafnya.

Nah, demikian praktik baik dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi Kohesi dan Koherensi. Pembelajaran ini memiliki pesan bahwa berpikir dulu dalam menyusun kalimat hingga menjadi paragraf yang bermakna. Jika sebuah kesalahan kata membentuk kalimat, maka akan pembaca kesulitan membacanya. Termasuk kalimat yang tidak efektif, dan pemakaian unsur serapan asing yang perlu diubah ke bahasa Indonesia yang baku. Selain itu, makna dalam pembelajaran ini mengenalkan ada banyak sekali unsur serapan bahasa asing ke bahasa Indonesia yang belum diketahui Generasi Z. Semoga dari tulisan singkat ini dapat memberikan insight untuk para guru dalam mencari model pembelajaran dari sumber referensi mana pun.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Last Ramadan 2025

SSG [ Santri Siap Guna ] Daarut Tauhiid