Sikap Kebahasaan Para Pemimpin

Selang beberapa bulan setelah pelantikan presiden, rasanya minim sekali informasi kebaikan yang diinfokan di media. Rakyat dibuat bingung, dipaksa harus menerima segala keputusan yang banyak diperuntungkan kepada kaum penguasa. Dari elemen bawah hingga atas, para wakil yang dipilih masyarakat selalu menyampaikan komentar nirempati kepada masyarakat. Banyak mirisnya dan banyak malunya dengan banyaknya isu yang tersebar saat ini. Segala keputusan yang minim komunikasi, kebijakan yang disembunyi-sembunyikan, komentar yang nirempati, dan segala bentuk sikap yang tidak menunjukan sisi kebaikan mana pun.


Dokumentasi pribadi Ameliarosliani

Sikap berbahasa yang perlu dimiliki seorang pemimpin perlu bijak dalam melontarkan perkataan yang akan diserap oleh masyarakat. Terhindar dari fitnah, rasa ketersinggungan yang menimbulkan meluapnya amarah masyarakat. Ternyata, ranah komunikasi ini minim sekali dimiliki oleh para pemimpin kita saat ini di era yang padahal sudah sangat modern sekali. Padahal berbicara tanpa berpikir akan berujung kepada sisi negatif dari ranah pembicaranya dalam sisi yang buruk. Kok bisa sih? Sekelas juru bicara wakil rakyat dan perwakilan dari sekelompok masyarakat yang memilihnya tidak dapat menyaring kosakata yang akan diucapkan. Hmm

Sebagai masyarakat wajar memiliki sikap berharap kepada seseorang yang dipilihnya untuk membentuk suatu ekosistem yang baik. Baik dari segi sistem, lingkungan sosial, ekonomi, kesehatan, trasnportasi publik, pendidikan, hingga dalam bentuk elemen terkecil. Bukankah itu sudah menjadi keharusan? Ya, membela masyarakat yang sudah memilihnya. Ada sisi yang hilang dan lupa tidak diterapkan oleh masing-masing individu di sini.

Qalbu dan iman kepada amanah yang sudah ditransferkan secara lisan kepada mereka. Sebagai suara terbanyak di ranah demokrasi, masyarakat menjadi pemegang kuasa penuh yang bebas menyuarakan pendapat. Tak perlu risih jika masyarakat menjadi berisik. Sebab itu teguran secara naruliah di dunia sebelum penagihan itu terjadi di alam sana. Ketamakan dan keserakahan ternyata terbukti dapat menutupi rasa empatinya kepada masyarakat.

Beberapa perkara di negeri ini ada campur tangan suatu kelompok yang sulit untuk menerima komentar masyarakat. Bisa jadi secara perlahan untuk menghapuskan sistem demokrasi. Saat ini masyarakat dibuat kebingungan terus, dipaksa untuk terus beristigfar, dan berserah. Seakan negeri ini menjadi ladang untuk berserah dan bersabar untuk terus menerima selalu semua kebijakan. Padahal tidak sama sekali menguntungkan masyarakat sebagai pemegang demokrasi utama.

Jika terus seperti ini, padahal negeri ini akan terus dihuni oleh para generasi selanjutnya. Generasi yang akan dihuni oleh anak cucu kita di masa depan. Sikap kewajaran masyarakat dalam menyampaikan argument di jalan, berkomentar itulah menjadi sikap kewajaran dan perlu didengar. Sulit, sangat sulit sekali para pemimpin ini untuk mendengarkan komentar pemilihnya. Mungkin tidak semuanya seperti ini, dan hanya ada beberapa oknum saja. So, tidak salah jika masyarakat mempertanyakan akan sebuah haknya. Seakan minta kejelasan dari hal yang sudah dijanjikan.

Bijaklah dalam menentukan keputusan dan kebijakan. Karena baik buruknya kami sebagai pemilih akan paham dan tahu, jika kondisi seperti ini terus dibiarkan kita akan tenggelam. Banyak sikap kesalahkaprahan yang sudah dibuat dan dirancangkah? Seakan sulit sekali untuk memihak kepada kami? Kami tidak mungkin mengaku diri kami salah, karena sebuah proses pemilihan tidak akan terjadi kalau para pemimpin tidak dipilih. Ada harapan besar di kepala kami bahwa kebebasan dan sikap keputusan serta kebijakan akan berpihak kepada kami. Tapi kapan? Berhentilah menjungjung tinggi atas sikap kearogansian kepada satu individu saja. Tolong berhentilah bermain topeng di kehidupan ini, jika kami dianggap terlalu awam ada Sang Maha Kuasa yang akan terus melihat dan menilai keadaan ini. Sebelum kita semua diberikan sikap yang tidak disukai oleh Sang Pemilik Negeri ini. Astagfirullah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Last Ramadan 2025

Berbagi Praktik Baik Menyajikan Deskripsi dalam bentuk Tulisan (menerapkan struktur kohesi dan koherensi)

SSG [ Santri Siap Guna ] Daarut Tauhiid