[REVIEW FILM] Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

 

Ulasan Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

 

sumber gambar : Liputan6.com

Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKTCHI) merupakan film yang diadopasi dari sebuah buku karya Marcella FP, saya pertama kali melihat buku ini sangat unik karena berisi kutipan-kutipan tentang penyemangat diri saat dengan down. Film NKCTHI memiliki genre tentang keluarga yang cukup idel dikatakan keluarga, tidak memiliki celah sama sekali. Keluarga Narenda yang memiliki 3 anak pelengkap kebahagiaannya, ada Angkasa anak sulung (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara) si anak tengah, dan Awan (Rachel Amanda) sebagai anak bungsu.

Film ini disutradari oleh Angga Sasongko, mengangkat tema keluarga. Awalnya saya kaget, sangat ciamik dan keren sebuah buku yang memiliki gambar dan kutipan dapat diubah menjadi sebuah film yang sangat berkesan. Masing-masing aktornya memiliki porsinya yang pas, saya melihat sosok anak sulung yang selalu harus dapat diandalkan, terlebih memiliki kedua adik perempuan, sosok anak kedua yang diperankan oleh Sheila Dara pun mencirikan kekhasan anak tengah yang seringkali tidak mendapat perhatian. Justru kebalikannya dengan si bungsu Awan yang mendapat perhatian lebih dari kedua orang tua, nyatanya setiap anak pasti memiliki permasalahan masing-masing yang berbeda.

Konflik yang terlibat di film ini ialah yang amat mencolok konflik batin yang dialami seorang anak menahan amarahnya. Hal tersebut memancing hingga terungkapnya rahasa terbesar kedua orangnya kepada ketiga anaknya yang selalu dirahasaiakan.

Setiap hubungan manusia selalu memiliki konflik yang berbeda, dari perbedaan tersebut menjadi sebuah langkah serius makhluk sosial dalam bersikap dan menjadi lebih bijak mengahdapi permasalahan dunia.

Menurut saya film ini amat ringan dan dapat ditonton oleh semua usia, remaja yang mungkin yang sangat relate jika diposisi seperti Awan, atau bahkan Aurora. Di mana orang tua pasti akan lebih  mengutamakan atau memanjakan si anak bungsu di tatanan keluarga. Namun, sikap yang berlebihan itu terhadap Awan membuat anak bungsu hingga menemukan jati dirinya sendiri tapi kerap diatur dan dipantau dari seorang kakak. Hingga Awan bertemu dengan sosok Kale, membuat keseharian Awan berbeda dan kerap melanggar aturan.

Di akhir cerita lambat laun rahasia yang dikubur lama pun terbongkar, sikap anak sulung yang tidak bisa lagi menahan amarahnya diekspresikan pada tindakan. Film ini sangat rekomendasi ditonton di akhir pekan bersama keluarga, pesan yang disampaikannya pun sangat sederhana jika disampaikan secara lisan. Sesame anggota keluarga harus terbuka terkait kabar dan perasaan yang dirasakan. Agar tidak memuncakkan atau bahkan menambahkan permasalahan di kemudian hari.

Pesan yang disampaikan di film ini lebih menitikberatkan kepada sosok arti keluarga di mata anak. Ke mana pun langkah kita, dan seberat apapun masalah kehidupan kita, akan ada tempat yang bernama 'keluarga' yang selalu ada dan terbuka mendengar keluh kesah kita. Keluarga menjadi tempat pulang, dan berkeluh kesah atau bahkan menjadi kata pulang yang selalu dirindukan setiap saat.

Komentar