Berkunjung Ke Lampung

 

Berkunjung Ke Lampung


                                                       gambar : dokumentasi pribadi

Hari kamis lalu, kami berempat (Amel, Aeni, Afni, dan Rafqi) pergi ke sebelah barat Pulau Jawa, untuk menghadiri acara pernikahan sahabat sekaligus keluarga kami di tanah rantau. Ka Uswah melangsungkan pernikahan di kediamannya di daerah Lampung, tepatnya di daerah Wayakrui, Kecamatan PringSewu, Provinsi Lampung. Keberangkatan kami dimulai hari Kamis pagi hari dengan waktu perjalanan trip dari Stasiun Rawa Buntu tujuan Rangkasbitung, Provinsi Banten. Perjalan kami berdurasi sangat lama hingga di perjalanan kami harus berganti-ganti kendaraan serta menenteng barang-barang yang dibawa. Namun, dengan suasana bahagia dan ramai-ramai dengan teman waktu di perjalanan pun tidak begitu rumit.



 Setibanya kami di Stasiun Rangkasbitung,  tempat yang langsung kami cari saat itu ialah tempat makan karena perjalanan jauh dan tiba di rumah mempelai tidak dapat diprediksi sampai pukul berapa setibanya di sana. Maka kami menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi, membeli perbekalan selama di laut yang cukup untuk berempat. Estimasi waktu perjalanan dari Tangerang Selatan ke Rangkasbitung sekitar 1,5 jam memakai commuter line. Sesampainya kami di Stasiun Rangkasbitung langsung memesan tiket kereta api lokal jurusan Stasiun Merak, hingga sampai ke Pelabuhan Merak dengan tariff per-orangnya cukup mengeluarkan uang Rp3000. Jarak dari Stasiun Merak ke Pelabuhan tidak jauh, kami cukup berjalan kaki untuk sampai ke dermaga tak lupa memesan tiket kapal Fery via daring.

Banyak peristiwa selama perjalanan yang kami lihat dan alami, dari perpindahan satu gerbong ke gerbong lain, bertemu dengan anak-anak PAUD yang sedang melakukan study tour, hingga keluarga kecil yang sedang menyenangkan anaknya untuk melihat laut di drama Pelabuhan Merak. Selama pandemi mungkin kita dibatasi oleh jarak dan ruang, hingga tidak dapat diprediksi kembali dalam hal bepergian yang akan dibawa dan tidak dibawa. Melakukan perjalanan di masa pandemi ini harus menyiapkan sangat lengkap, mulai dari cadangan masker, hand sanitizer, dan tisu sebagai lap jika tangan kotor atau sulit mendapatkan air bersih selama di perjalanan, alhamdulillahnya kami tidak pernah bertemu dengan air kotor.


Sesampainya kami di Pelabuhan dan menunggu kapal melaju ke Pulau Sumatera, kami sangat excited sebab kami bertiga kecuali Afni menjadi pengalaman pertama untuk menyebrangi Sumatera dengan menggunakan jalur laut. Well, bukan perjalanan jika tak memiliki cerita unik dan penuh dengan drama selama di jalan, kami pun saling bersenda gurau di atas kapal sambil melihat pemandangan langit yang kian berubah warnanya. Senja di atas kapal menuju Lampung, mungkin kalimat yang dapat mendeskripsikan perjalanan kami sore itu, 4 orang anak rantau dari berbagai provinsi bertemu di tempat kerja dengan tujuan yang sama untuk kondangan haha.

Perkiraan sampai di Pelabuhan Bakauheni kami sehabis isya, dilanjutkan dengan memilih travel yang telah direkomendasikan oleh sang pengantin haha. Ya, ada sedikit perdebatan yang membuat kami kelimpungan tapi berakhir dengan suasana kekeluargaan di dalam perjalanan. Itulah definisi perjalanan, kita akan menemukan orang baru di tengah perjalanan berakhir di tempat yang dituju. Diri kita sendiri yang ditinggalkan atau diri kitalah yang meninggalkan di dalam perjalanan tersebut. Singkat cerita perjlanan kami pun sampai di rumah kediaman mempelai wanita pukul 03.00 diri hari. Perjalanan yang sangat berkesan dan menjadi pengalaman pertama saya berkelana keluar dari Pulau Jawa bersama kawan-kawan di usia menginjak 28 tahun. haha

 

 

Komentar