Untuk Pendidikan

Waktu 16 tahun mengenyam pendidikan ternyata kurang bagiku untuk banyak menghabiskan dengan buku di waktu luang. Yang kupunya waktu 24 jam saja kadang masing kurang untuk dipakai hal bermanfaat lain, di lapangan akan sangat bentrok dengan agenda lainnya. Entah rapat atau agenda presentasi yang menguras energi.  Buku-buku yang kubaca sangat mempengaruhi jalannya pikiranku terhadap pencarian solusi yang dihadapi, kapan ku berbuat dan saatnya menemukan solusi dari adanya masalah tersebut. Mungkin ini yang ku kagetkan dipertemukan dengan seseorang yang tidak mau diajak diskusi hal serius.

Ada keresehan yang ku alami beberapa tahun terakhir. Tentang ambisi yang mengebu-gebu dan planning yang terlalu jauh buat dijangkau. Jika ada urusan selain persoalan pendidikan adakah yang lebih berfaedah ku perlu tahu? Jika ditanya apa yang kamu sukai? Aku amat menyukai kegiatan yang dapat membuat diriku terus berkembang dan menambahkan pengetahuan baru. Merasakan haus terus akan pendidikan apakah ini dapat disebut hal yang baik? Mungkin ini yang dirasakan oleh para ulama, menjadikan pengetahuan sebagai pilar kehidupannya.

Saat ini di dunia pekerjaan sudah banyak sekali didominasi oleh Gen Z, para boomer sudah sangat jarang atau bahkan sudah saatnya pensiun. Generasi Milenial dan Generasi Z melebur di dunia pekerjaan. Beberapa gap aktivitas dan kegiatan yang masih ada relevansinya dengan usia ya masih bisa ditoleransi kembali. Akses untuk memperoleh pengetahuan dan informasi pun tidak dibatasi seperti berkunjung ke warnet. Semua lini sosial media bisa diakses siapapun, seakan tidak ada upaya manusia zaman sekarang tidak mengetahui sebuah informasi.


Teknologi dan digital berkaitan sangat erat di dunia pendidikan. Sudah bukan waktunya disuapi kembali seperti tagline kurikulum sekarang yang berubah sangat dinamis. Hari ini A bisa jadi besok sudah jadi C informasi yang beredar di masyarakat mudah sekali bertambah. Rugi rasanya kalau telinga kita menutup informasi yang sangat ramai di lingkungan sekitar. Aku putar kembali ke kebiasaan setiap orang yang berbeda-beda. Hidup bersosialisasi perlu banyak memahami dan memaklumi perasaan orang sekitar.

Teman-teman yang berkecimpung di dunia pendidikan mungkin akan terbiasa dengan perubahan yang sangat cepat terlebih berkaitan dengan kondisi kurikulum yang sangat kurang rasional dan segala sistem yang dibuat secara mendadak. Aku mau cerita sedikit, berkaitan dengan pendidikan ini. Sebagai guru menjadi garda terdepan di dunia pendidikan, digugu dan ditiru dari segala penampilan dan dalam hal apapun. Guru di era sekarang perlu banyak belajar dan membaca sekitar, bukan hanya bacaan dari benda yang bernama buku saja. Melainkan perlu banyak dan mau mengeksplore hal lain.

Dunia semakin pesat akan perubahan derasnya informasi yang berkembang, rugi rasanya hanya bisa satu skill saja. Tidak ada skill tambahan lainnya. Tidak perlu semua masalah kita campuri, tapi kita perlu tahu semua informasi yang sedang marak dan beredar di lingkungan sekitar. Jika untuk persoalan pendidikan maka perlunya saling berkolaborasi bukan hanya lari secara sendiri-sendiri. Mari eratkan tangan dan saling bahu membahu demi pendidikan yang kita harapkan dan inginkan semerdeka apa dan sefleksibel apa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Last Ramadan 2025

Berbagi Praktik Baik Menyajikan Deskripsi dalam bentuk Tulisan (menerapkan struktur kohesi dan koherensi)

SSG [ Santri Siap Guna ] Daarut Tauhiid