Berjumpa dengan Penulis Asma Nadia

 

Berjumpa dengan Penulis  Asma Nadia


sumber gambar : dokumentasi pribadi

Perjumpaan ini berkaitan dengan adanya acaanya tahunan di sekolah, acara Wonderkind Festival yang diselenggarakan oleh kelas XI SMAIT Darul Quran. Acara yang berlangsung selama 3 hari ini mengusung tema “glora kreatifas, eskalasi inovasi”. Pada saat itu saya sebagai pendamping para santri kelas IX SMPIT Darul Qur-an Mulia dalam talkshow bersama mba Asma Nadia sebagai narasumbernya. Ini kedua kalinya saya berjumpa dengan penulis di lingkungan sekolah, dulu saya berjumpa dengan Gol A Gong. Di acara talkshow kemarin  mengusung tema memanfaatkan media digital untuk berdakwah sangat interaktif dan edukatif, para santri kelas IX mendapatkan pengalaman dan ilmu pengetahuan terkait media apa yang dapat dipakai untuk berkreasi serta berkarya di era digital sekarang ini.



Pada talkshow tersebut mba Asma Nadia menjelaskan, betapa pentingnya media digital saat ini sebab zaman sudah sangat maju menerima teknologi dan mengacu kepada digitalisasi. Pentingnya menemukan passion dan hobi yang kita senangi lalu jadikan hobi tersebut sebagai kontribusi kita untuk orang lain. Adanya teknologi di zaman yang semakin pesat ini tidak ada yang tidak mungkin sebagai Gen Z untuk tidak melek akan teknologi serta isu digitalisasi. Oiya,, dalam penuturannya mba Asma mengajak kepada generasi Gen Z untuk tidak malas membaca, karena dengan membaca kita jadi mengetahui banyak hal. Betapa pentingnya memiliki hobi gemar membeli buku dan membacanya. Tak hanya itu, dalam penuturannya mba Asma mengaitkan hobi membaca dengan isu terkini yang tidak dapat lepas dengan gawai.

“Jangan mau jadi kutu buku, karena kutu itu kecil. Tapi, jadilah predator buku” kalimat yang simple yang saya ingat selalu, kok bisa tidak saya pikirkan ya apa jangan-jangan saya selama ini sudah menjadi predator untuk semua buku-bukunya yang saya baca. Sebulan saya menargetkan untuk menambah bacaan di daftar literasi saya, ada banyak genre buku yang saya baca. Dari genre agama, sejarah, humanisme, sampai teknologi. Memang untuk mengklasifikasikan genre bacaan kita butuh waktu yang tidak sebentar. Eh tapi kenapa memakai kata “predator?”.  Pemakaian kata predator ini mengacu kepada hewan yang sangat buas, jadi menganalogikan  bahwa yang memiliki hobi membaca itu ia akan terus haus dengan ilmu pengetahuan. Semoga para generasi muda dapat termotivasi untuk mengenal buku lebih dalam, karena jika sudah mengenal lama-lama maka akan akan terbiasa dengan buku dan menyukai baca.

 

Komentar