Launching Buku Megat di Universitas Indonesia, Depok

 Semasa kuliah saya mengenal sosok dosen yang amat nyentrik dan unik dari cara mengajarnya, namanya Pak Maman S. Mahayana, jika penasaran silahkan cari di pencarian google sosok seperti apa beliau ini. Satu semester saya belajar dengan beliau di mata kuliah menulis populer, di mana materi perkuliahannya berkaitan tentang tulis menulis karya berupa cerpen, puisi, atau bahkan essai yang akan dimuat di media cetak. 

Mengikuti perkuliahan beliau ini bagi saya amat langka, secara beberapa penghargaan yang telah diterimanya dari Presiden SBY dalam penghargaan yang berkaitan dengan kesusastraan. komentar-komentar beliau yang  sering terpampang di buku-buku sastra di toko buku, dan perkuliahan yang amat luar biasa digabung menjadi 3 kelas sekaligus. Waktu itu kelas kami mendapat kesempatan untuk digabung dengan kelas lain, alhasil komposisi mahasiswa di ruangan tersebut menjadi banyak alhasil sangat susah sekali untuk duduk paling depan di mata kuliahnya.

Saya masih inget, beliau menyarankan kepada kami di jam perkuliahannya untuk belajar dari luar. Maksudnya, bukan belajar lesehan di lapangan, melainkan mencari ilmu pengatahuan dari berbagai sumber dan orang yang ditemui setiap hari. Bisa di sosial media, di pinggir jalan sekalipun dengan sosok guru dapat dipelajari. Saat itu beliau menyampaikan bahwa akan ada launching buku di daerah Depok, tempatnya di Univeristas Indonesia. Yaa, cukup saya akui, waktu itu kami yang datang bertujuh dari Bogor ke Depok dengan tujuan kampus favorit mahasiswa seluruh Indonesia. Apalah daya kami yang pada saat itu mahasiswi keguruan yang dengan memakai dandanan layakanya guru mendatangi kampus yang sangat kekinian itu.

Kalau kalian gak sibuk, di UI mau ada launching novel dan gratis, dateng aja" Sautnya seperti itu yang diucapkan oleh Pak Maman. Karena hari Minggu kami biasanya hanya rebahan semata, ya maklum sebagai anak kosant aktivitas yang dilakukan di hari Minggu hanya rebahan, nonton, dan makan. Daripada aktivitasnya itu-itu aja berangkatlah kami bertujuh memakai commuter line. 



Saya, Restu, Nenden, Relati, Anis, Gita, dan Ai kami berangkat ke Universitas Indonesia atas undangan dan saran Pak Maman. Ada yang amat saya kagumi dari sosok beliau di sini, dengan segala kerendahan hati serta keramahannya kepada mahasiswa, ternyata di lokasi beliau amat sangat humble karena bukan hanya kami saja anak didiknya yang tiba di sana. Melainkan ada mahasiswa UI nya juga pasti, mahasiswa UNJ dan yang amat kami takjubi dengan gratis kami dapat sejajar duduk dengan sastrawan seperti Sutarji Calzoum Bachri dan Seno Gumira Ajidarma. Ah,, Pak Maman semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah. Amin

Bonusnya bukan hanya ilmu yang kami dapatkan, selama acara berlangsung kami dapat mengetahui seluk beluk kampus favorit tersebut, dapat mendapatkan novel, dapat mendengarkan pembacaan puisi secara langsung yang dibacakan oleh Sutarji Calzoum Bachri. Bagi kebanyakan mahasiswa mungkin mendatangi acara seperti ini ada yang menyukai dan kurang menyukai, Pak Maman, saya semakin ngfans sama bapak, kami yang datang dari Bogor dengan memakai kendaraan umum, betapa kaget sesampai di lokasi kami amat disambut oleh bapak :( dengan menawarkan kepada kami untuk duduk dengan memperkenalkan kepada panitia bahwa kami adalah mahasiswa bapak dari Bogor. Huaaaa emang sedikit lebay yaa, mungkin seperti ini rasanya diakui oleh guru yang amat menghargai seorang anak didiknya, menyeterakan dengan anak didiknya, dan ingin anak didiknya maju dalam hal berperilaku terbuka serta bertambah wawasan.


Depok, di Universitas Indonesia
Launching novel Megat 
tahun 2016


Komentar