Bertemu Habbiburahman El Shirazy di Islamic Book Fair 2020

Acara tahunan yang paling saya tunggu, acara bazar buku terbesar di Indonesia dengan sekumpulan penerbit islami. Dari tahun ke tahun saya mungkin yang paling excited untuk mengunjungi acara ini. Secara ada gebrakan yang ditunggu-tunggu pada saat acara ini, tahun kemarin saya menulis bucket list untuk bertemu dg salah satu penulis best seller tanah air ini, apalah daya qodarullah saya belum diperkenankan untuk berjumpa, akhirnya tahun kemarin saya mendapat kesempatan untuk berjumpa dengan salah satu penulis motivasi yaitu Ust. Salim Fillah. Ada suatu kebiasaan atau bahkan hobi di diri saya yaitu untuk membeli buku, mengoleksi buku, dan bertemu satu per satu penulisnya. Mungkin bagi kebanyakan orang hobi seperti ini membosankan, yaiyalah hobi setiap orang pasti akan berbeda hehe 
kalau hobimu apa?

Sebelum wabah virus itu ramai di tanah air, saya belum ada kewaspadaan untuk menjumpai keramaian, hehe berbeda dengan sekarang, panik pasti. tapi, semuanya kita kembalikan lagi kepada kekuasaan Allah. 

Pada dasarnya masing-masing penulis memiliki gaya bahasa yang khas pada hasil karyanya, ada yang melankolis, action, horror, atau bahkan history. Saya sebagai pembaca sangat mengapresiasi bentuk karya sastra apapun itu, terlebih dapat menyokong kamus perbendaharaan kosakata dan dapat memberikan dampak besar yang positif untuk dunia literasi kita. 

Kenapa harus buku ?
Pertanyaan yang kerap sekali saya terima tiap membeli buku dan mengunjungi bazar buku. Oke, baiklah, ada sebagian orang yang sangat menyukai berbelanja. Berbelanja di sini banyak sekali maknanya, ya berbelanja buku pun sama saja berbelanja, belanja baju, belanja sepatu, belanja tas, mengoleksi barang-barang antik. Tapi, itu semua bila memang kita miliki, dan kita beli apakah memberikan dampak untuk di kemudian hari.

Analoginya seperti ini, jika yang kita beli dapat memberikan hal positif ke khalayak yups saya akan semangat, sama halnya membeli buku. Buku jika kita beli akan memberikan manfaat atau bahkan untuk investasi anak cucu di masa depan. Kita bisa bangun perpustakaan pribadi di dalam rumah. menjadikan keluarga cinta literasi. Pakaian akan tidak terpakai jika sudah lama, tapi tidak dengan buku. Semua orang membutuhkan informasi untuk media aktualisasi diri, yuk, sekarang kita biasakan untuk berinvestasi hal-hal yang ke depannya lebih bermanfaat lagi.


Berjumpa dengan Habbiburrahman El Shirazi huaaa sangat antusias karena pertama saya baca salah satu karyanya pada saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Waktu itu guru bahasa Indonesia saya menugaskan untuk membaca karya sastra. Terbitlah saya merajuk ke orang tua untuk dibelikan novel. Hmmm 1 buku yang sudah saya baca, waktu itu novel yang berjudul "Ayat-Ayat Cinta". Kisah romantis yang mengisahkan tentang perjuangan yang mengerus air mata, waktu itu saya masih belum paham apa yang diinterpretasikan oleh penulis. Bertahun-tahun terpotong oleh waktu, penalaran saya sampai pada suatu titik pembahasan novel tersebut pada saat duduk di kursi kuliah semester 3. Jiwa saya sangat menyukainya dunia sastranya, barulah sikap openmind terhadap karya seseorang saya hasilkan.


Membaca karya Kang Abik membuka cakrawala saya bahwa perngnterpretasian sosokk tokoh utama memang harus terinspirasi dalam ranah muslim, yaitu Rasulullah SAW. Sosok lembut, santun, sempurna, dan pengemban dakwah dalam bumi yang menolong kita dari masa kegelapan menuju cahaya.

Bogor, 14 Maret 2020



Komentar