[REVIEW BOOK] Cinta Adalah Perlawanan Karya Azhar Nurun Ala

Cinta adalah perlawanan kata; yang utama, pertama, sekaligus terakhir. Ia menunggalkan yang jamak, mencipta harmoni dari warna yang tak cuma satu. Tanpanya, hanya ada aku, kamu, dan dunia yang penuh luka. Tanpa cinta, neraka terwujud sebelum dunia sirna. Penggalan paragraf dalam sinopsis di bagian belakang bukunya.

Perasaan cinta, saling mengasihi satu sama lain sudah menjadi fitrah yang ada pada makhluk hidup, bukan hanya manusia saja, dapat dijumpai dan dilihat dalam kehidupan sehari-hari. sikap menyayangi kakak kepada adik, suami kepada istri, bahkan kekasih dengan kekasihnya, nah lohh
Kali ini saya akan me-review buku yang telah selesai saya baca, bukunya bergenre suara (luapan perasaan) seorang penulis menceritakan kisah perjalanannya sampai menuju halal bersama istrinya. Sangat termotivasi, di mana untuk menjalani sebuah kehidupan yang baru kita harus berani mengambil risiko, menerima konsekuensi, dan saling menerima satu sama lain, saya membacanya sekaligus menggali pandangan dan pemahaman saya seputar, yaa bagaimana pandangan seorang laki-laki terhadap perasaan dan apa solusinya yang tepat untuk menampik itu semua. Terkadang, memang manusia itu menjadi takut karena saking banyak memupuk keraguan-keraguan yang ada pada dirinya sendiri. Takut, seakan menjadi momok yang paling sulit dilawan. Sebagai contohnya, takut untuk memulai bahkan tanpa memulai kita belum tahu letak kesalahannya di mana, takut, takut, dan takut. Hal yang paling mendasar lagi, kita terlalu banyak memikirkan apa yang seharusnya masalah yang belum pasti.


(sumber: www.google.com)


Judul dengan isi memiliki korelasi, di mana penjelasan seharusnya perasaan itu ditempatkan sebagaimana mestinya, tidak merugikan diri sendiri bahkan orang lain. Terlebih subjek dan objek dari perasaan itu yang bernama cinta. Mendengar kata cinta, akan sangat kompleks bila dikaitkan dengan kehidupan, atau bahkan saling mengucap kata bersama orang di sekeliling.

kutipan saya untuk buku ini..

Konsep cinta. Manusia bebas beropini, konotaatif ataupun denotatif. Bicara cinta lebih korelasi membicarakan antara aku dan kamu yang nanti akan menjadi cinta, ups sorry maksudanya cinta. Rupanya aku terlalu menggebu membalas kata itu. Kalau menurutmu cinta ungkapan kata, beda menurutku, konsep cinta pada sebuah ilustrasi yang hakiki. Kumengenalnya lewat huruf lalu berubah lewat intonasi ketika dibaca. Lebih konkretnya kamu mengimplementasikannya lewat tindakan. Pantas dan cocok bukan?






Komentar

amelia rosliani mengatakan…
Terima kasih telah mampir di blog ini