Review Buku Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era Disrupsi 4.0 Karya Astrid Savitri [REVIEW BOOK]
Review Buku Revolusi Industri 4.0 Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Era Disrupsi
4.0
Karya Astrid Savitri
sumber gambar : bukuoriginal.com
Sebelum saya mengulas buku ini izinkan saya bercerita sedikit,
jauh sebelum adanya teknologi yang sangat canggih di abad 21 sekarang pada saat
saya sekolah dasar pernah diajari sepupu mengoperasikan komputer. Saat itu
bentuknya masih monitor tabung, dan penyimpanan data pun berupa disket, ia
mengajari saya beberapa ketikan yang diawali oleh jemari saya yang kecil saat
itu. Ia Beberapa benda yang sangat aneh pada saat itu ke saya yang mungkin
ponakannya 1 ini tinggal di kampung susah menjangkau informasi yang sangat
terkini.
Benda-benda aneh itu ia munculkan tiap saya berlibur semester
sekolah dan mengikuti uwak ke kota, ada monopoli, computer, disket, timah, play
station, sega game, thermometer, lup, nintento, alat
souldier, sampai game harvest moont. Itulah beberapa benda yang saya
kenal di tahun 2000-an yang menurut saya di tahun itu masih sangat jarang saya
temukan di kampung halaman. Teknologi yang akan menggungguli di setiap perkembangan
zaman, sama seperti sekarang di mana maraknya IoT, AI, VR, AR, dan metaverse.
Bahkan merebak di bidang pendidikan, selama pandemi di akhir tahun
2019 smpai 2021 kita harus dipaksakan memakai teknologi sebagai media berkomunikasi
jarak jauh. Bukan hanya pembelajaran saja, bidang ekonomi banyak sekali
terbantu, di mana pemutusan hubungan kerja yang dialami para pekerja di perusahaan
harus putar otak untuk melengkapi kebutuhannya sehari-hari. Jika tidak ada
teknologi bernama internet dan hp mungkin saat ini kita tidak dimudahkan dalam
segala aspek.
Apa itu Revolusi Industri 4.0 ?
Revolusi Industri 4.0 atau dikenal juga dengan Fourth
Industrial Revolution (4IR) merupakan era industri keempat sejak revolusi industri
pertama pada abad ke-18. Era 4IR ditandai dengan perpaduan teknologi yang
mengaburkan batas antara bidang fisik, digital, dan biologi, atau secara
kolektif disebut sebagai system siber-fisik (cyber-physical system/ CPS).
Di era revolusi industru 4.0 ini ditandai dengan banyaknya bidang
yang dikuasai oleh robotika, kecerdasan buatan, nanoteknologi, komputasi
kuantum, bioteknologi, dan internet of things. Terlihat dengan berubahnya
jaringan yang mungkin dulu kita kenal dengan 2G lalu beralih ke 3G seterusnya
4G dan sekarang beberapa negara sudah memakai jaringan 5G. Memberikan kemudahan
di masa depan kepada manusia untuk melakukan aktivitas berjejarring media
sosial.
Jika ditarik benang merahnya apa sih yang melatar belakangi
revolusi industri 4.0 ini berubah sangat pesat?
Kita telusuri bahwa kebutuhan manusia di masa depan akan sangat
kompleks dan berdampingan dengan benda yang bernama teknologi. Dimulai dari
alat komunikasi, transportasi, sarana penunjang pendidikan, Kesehatan, hingga
ekonomi. Keterlibatan teknologi tersebut hidup bersama kita di keseharian hampir
tiap hari. Dimulai dari bangun tidur hingga menutup mata pun beberapa teknologi
pun menghiasi peralatan di rumah. Namun, ada beberapa dampak yang terjadi di setiap
perkembangan zaman dimulai dengan kecanggihan teknologi yaitu :
a.
Urbanisasi meningkat
pesat.
Saya sebagai kaum urban merasakan padatnya ritme tinggal di kota
seperti apa, hiruk pikuk berdempetan saat berangkat kerja menggunakan commuter
line setiap hari rasaya sangat mumet di kepala. Apalagi dilakukan secara
berulang-ulang dan setiap hari, wajar saja jika kaum urban saat ini khususnya
kalangan milenial banyak mengkampanyekan mental health. Keterkaitan ritme kerja
yang sangat padat dan semakin banyak populasi di suatu daerah maka akan maraknya
tingkat polusi.
Contoh lainnya bukan hanya perpindahan masyarakat dari desa ke
kota untuk mencari pekerjaan yang layak dan terbukanya peluang di kota. Di satu sisi, lingkungan yang
mengharuskan masyarakat untuk berpindah tempat tinggal dari permukiman penduduk beralih ke perumahan sebab
minimnya lahan dan jarak dengan tempat bekerja, ini rentan sekali terjadi di
wilayah perindustrian.
b.
Keluarga terpencar-pencar
karena pergusuran lahan
Ini yang kerap saya alami peralihan wilayah pedesaan menjadi
wilayah industri terlihat sangat jelas, di mana perubahan itu sangat kontras
sekali. Kalau dahulu wilayah Karawang sangat asri, banyaknya persawahan
membentang dan menjadi julukan kota lumbung padi di Jawa Barat kini sebutannya
kian pudar berubah menjadi kota industri, UMR tertinggi se-Indonesia. Peralihan
gaya hidup, dan kebutuhan hidup pun saya rasa mahal berbeda terbalik dengan
masyarakat Karawang yang notabenenya berprofesi sebagai petani. Ini contoh
nyata yang dapat saya kaitkan dengan kondisi sosial di sekitar, jika suatu wilayah
tersebut sudah maju maka akan maju pulataraf hidup masyarakatnya.
c.
Pekerjaan kehilangan
kualitas karena harus mengikuti kegiatan rutin
Sebagai karyawan yang bekerja setiap hari menggunakan transportasi
publik commuter line dan MRT mungkin akan merasakan padatnya suasana
gerbong setiap pagi dan menjelang pulang. Suasana padat, macet menjadikan kuallitas
dari Kesehatan menurun, beban kerja yang sangat padat ditambah polusi di ibu kota
yang tidak sehat. Ritme pun berubah menjadi ssangat cepat, padanya populasi di
ibu kota berdampak pula mahalnya tempat tinggal.
d.
Kesempatan kerja
meningkat secara dramatis karena menggunakan mesin-mesin
Akan ada transmisi besar-besaran jika revolusi industry 4.0 ini
berubah menjadi revolusi industri 5.0, beberapa pekerjaan telah digantikan
fungsi dengan mesin, sebut saja robotik. Kecanggilan buatan dapat meringkan
beban pekerjaan manusia, di satu sisi membuat lapangan pekerjaan kian sempit
sebab beberapa perusahaan memangkas alokasi produksinya untuk memakai mesin. Kita
sebut saja jalan tol bebas hambatan para pekerja yang menjaga palang pintu di
setiap ruas tol kini digantikan oleh mesin otomatis e-toll. Beberapa supermarket
di kota besar sudah tidak menerima uang cash sebagai pembayaran,
digantikan dengan e-money. Terlebih pengalaman pandemi 2 tahun berlalu
jasa angkutan umum hingga pembelian kebutuhan pokok sudah memudahkan konsumen
untuk tidak perlu mendatangi lokasi.
e.
Kesehatan tenaga
kerja secara umum menurun karena kondisi pabrik yang keras dan tidak sehat
Padatnya aktivitas, ritme yang sangat cepat, dan kondisi polusi
ibu kota kurang baik berdampak pada Kesehatan tenaga kerja setiap hari. Ditambah
denga konsumsi makanan yang sangat praktis di zaman sekarang, junk food,
makanan instan, dikonsumsi setiap hari sangat berpengaruh terhadap kondisi Kesehatan.
f.
Ketersediaan pekerjaan
tidak dapat diprediksi karena naik dan turun seiring dengan permintaan barang.
Beberapa benda yang dapat menggantikan tenaga manusia kini semakin
laris di kalangan kaum urban yang notabene pekerja ibu kota, seperti vacuum cleaner,
mesin cuci, alat pembersih debu, hingga penanak nasi digital. Semuanya sudah
sangat dimudahkan dengan teknologi, tapi di satu sisi sebagian manusia
kehilangan pekerjaannya sebab digantikan oleh mesin-mesin yang canggih.
g.
Artisan dan
pengrajin mulai kehilangan mata pencaharian sebab tidak dapat bersaing dengan biaya
produksi massal yang lebih rendah.
h.
Orang-orang mulai
menikah di usia lebih muda sebab syarat tradisional untuk pernikahan, yaitu
memiliki tanah dan rumah, mulai menghilang
Memasuki babak baru di revolusi industry 4.0 kita mengenai dengan
istilahnya artificial intelegence (AI) yaitu sebuah kecerdasan buatan adalah
bidang ilmu computer yang menekankan pada penciptaan mesin cerdas yang bekerja
dan bereaksi seperti manusia. Jika kita menonton tayangan di Youtube kalian
pasti akan tercengang melihat sebegitu modernya Jepang memebuat
teknologi-teknologi sebagai penunjang aktivitas manusia saat ini. Transportasi publik,
kendaraan roda dua, roda empat, hingga teknologi pengganti SPG kasir digantikan
dengan teknologi barcode.
Kita tidak menutup kemungkinan akan masuk ke negara kita dengan
bertujuan memudahkan aktivitas manusia di masa depan. Namun, di setiap perubahan
yang terjadi bukan hanya berdampak positif saja ada hal negatif yang manusia
dpatkan jika semua teknologi menggantikan tenaga manusia. Selain berdampak pada
kemalasan, akan hilangnya pekerjaan, semakin banyak pengangguran, dan mahalnya
nilai suatu produk. Tak hanya itu, tingkat keamanan data pun akan mudah bocor,
kita tidak bisa menutup mata dari masalah yang pernah ramai di medis sosial kemarin,
beberapa juta data penduduk Indonesia bocor di situs jual beli karena adanya
peretasan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, beberapa akun instansi
pemerintahan pun tak luput diincar oleh hacker.
Apa itu Internet Of Things (Iot) ?
Sebuah konsep yang bukan hanya memudahkan manusia untuk bekerja
tapi dari segi hidup pun ikut turut andil dalam perubahannya. Secara sederhana IoT adalah konsep pada intinya menghubungkan
perangkat apapun dengan tombol on dan off ke Internet. Perangkat yang dimaksud
adalah ponsel, mesin pembuat kopi, mesin cuci, headphone, lampu, perangkat yang
dapat dikenakan tubuh, dan semacamnya.
Di setiap perubahan bukan hanya perubahan dari segi positif saja
di satu sisi pasti ada sisi negatifnya bagi manusia dan sekitar. IoT juga bisa
menjadi ancaman keamanan bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Belum lagi
masalah privasi dan pembagian data. Jika semua terhubung dengan internet,
banyak kemungkinan manusia akan kesulitan untuk menjaga privasi kehidupannya.
Apa yang bisa kita lakukan?
Inovasi dalam kecerdasan buatan, bioteknologi, robotika, dan
teknologi baru lainnya akan mendefinisikan kembali apa artinya menjadi manusia
dan bagaimana kita berinteraksi satu sama lain dan planet ini. Kemampuan,
identitas, dan potensi kita semua akan berevolusi seiring dengan teknologi yang
kita ciptakan.
Komentar