[Cerbung 3] Pesan Masuk

 

PESAN MASUK

[3]

 

sumber gambar : pinterest.com

Hobi memakai tas ransel carier, membawa tabung kertas untuk dijadikan bahan presentasi di kelas dan di ruang organisasi. Keyla, perempuan berkulit lebam karena senang di alam terbuka, berambut sebahu, berpakaian bak pekerja lapangan. Gadis penyuka sayuran ini kerap pulang malam dari kampus menuju peristirahatannya ke kosant. Karena sibuk untuk berorganisasi dengan komunitas internal kampus. Keyla muda pendiam, tidak suka berbasa-basi, dan berteman dengan banyak orang. Namun, semenjak duduk di perkuliahan ini menjadi bertolak belakang sekali sampai 180°. Keyla sekarang yang senang untuk berpendapat walau tidak pernah sependapat, Keyla yang senang berlama-lama di lemari buku untuk membaca buku filsafat ketimbang harus merayakan malam minggu.

“Key, keyla sini turun” teriakan Mimah memanggil keyla yang sedang panjat tebing di sekret UKM pendakian kampus.


“Ada apa Mah, kok kayaknya penting banget sih” sahut keyla sambil meneguk air di botol minumnya sembari merespon Mimah yang sedari tadi memanggil-manggil namanya dengan semangat.

“Malem minggu besok ada agenda di kampus, pengenalan mahasiswa baru, ikut yuuk daripada di kosan aja gajelas kan ” nada merengek mimah membujuk keyla untuk menghadiri acara itu.

“Eh sorry ya walau gue emang kadang gajelasnya gini, tapi malam minggu itu waktu gue ke toko buku seorang diri untuk memberikan hadiah ke diri sendiri hahaha” menjawab ajakan mimah dengan tertawa ialah ciri khas keyla seperti sosok cewek tidak memiliki masalah dalam hidupnya.

Ya masalahnya hanya tidak bisa memasang tabung gas kompor dan memasang galon ke dispenser, selebih itu dia manusia dengan apa adanya dan keanehan membuat teman-temannya geleng-geleng kepala.

“Astagaaa key, masih dilakuin agenda kaya gitu.? Bentar lagi kita lulus gamau apa nyari calon sebelum lulus biar wisuda ada temennya,” sahut mimah

Ribeet banget jadi orang, awaaas gue mau  ke ruangan dekan nih,” sahut Keyla sambil menenteng ranselnya.

Masing-masing individu memiliki ciri khasnya tersendiri dalam mengekspresikan sesuatu, ada yang cukup diam saja atau bahkan berbelit-belit mengeluarkan diksi yang hanya dia yang pahami. Tergantung konteksnya yang ingin individu tersebut sampaikan. Mimah orang yang paling dekat dengan Keyla, teman sma yang kadang membuat keyla geleng-geleng kepala dengan tingkah sanguinisnya. Cocok dengan sosok Keyla yang korelis, dan tidak suka basa-basi, hidup sendirian jauh dengan orang tua semenjak SMA. Mimah menjadi teman sekaligus keluarga bagi Keyla di perantauan, Mimahlah yang mengurus Keyla jika sedang sakit, sungguh merasakan sakit pada saat menjadi anak kosant itu sangat tidak menyenangkan.

Jauh dari keluarga dan orang tua mengajarkan bagaimana untuk mandiri, bijaksana dan bertahan serta memendam rasa keluh yang tidak mesti diungkapkan dengan kata-kata.

Kampus menjadi tempat yang ia sukai, belajar menjadi aktivitas yang paling ia sukai terlebih bukan hanya soal akademik. Namun, manusia dengan kesibukan menjadi kata kerja yang saling berhubungan dan sulit untuk dipisahkan di circle Keyla. Menjadi sibuk, sebuah keharusan yang ia lakukan untuk melupakan sesuatu hal, entah disibukan oleh persoalan komunitas atau disibukan dengan hal lain (akademik) dapat menghilangkan pikiran negatif ketergantungan di kehidupannya.

RRR

Grgrgrgr ***

Hp Keyla bergetar, menandakan pesan baru masuk ke surelnya.

Selamat berkas anda lolos tahap wawancara J

RRR

 

Pesan yang memberikan angina segar kepada Keyla, si pengalana yang selalu ingin berkelana menciptakan kebahagiannya sendiri, tanpa meminta untuk mewarnai kehidupannya. Sebelum wisuda Keyla diberitahukan informasi terkait menjadi relawan di tanah Borneo, informasi tersebut ia dapatkan dari seorang dosen pembimbing lapangannya.

“Sayang Key, masih muda harus banyak mencari pengalaman dan membentuk relasi” kata Pak Toni, selaku dospem lapangannya.

Di hari yang sama, Keyla mulai mengumpulkan berkas-berkas yang harus ia unggah di situs relawan, mengumpulkan sertifikat-sertifikat acara sosialnya sebagai bahan rujukan bahwa kelayakannya dapat dipertanggung jawabkan bilamana ia terpilih.

Sayup sayup angin masuk melalui celah jendela kosantnya di lantai 2, Jalan Dipatiukur menjadi sangat damai dan sunyi, 4 tahun sudah lingkungan Dipatiukur ini menemani ia dalam keseharian mencari makan, atau bahkan tempat bertukar opini dengan sesama kawan.

Silahkan balas Ya pada pesan ini, jika anda bersedia mengikuti tahapan berikutnya.

Bandung, 11 Mei 2018

Bismillah, Ya saya bersedia mengikuti tahapan berikutnya.

Tertanda, Keyla Adzani

balasan surel pun terkirim.. *

“Semoga langkah ini dapat menyibukanku dari kesibukan di lapangan nanti, semoga di lingkungan baru nanti lebih menjadi produktif lagi,” jawabnya memandang langit-langit kamar.

Empat tahun lebih mendiami gang kecil di daerah Bandung, sepetak kamar berukuran 2x2 meter sangat cocok dengan manusia yang tidak menyukai keramaian. Di ruangan itu tempat berkeluh kesahnya Keyla dalam melamun atau bahkan diam seharian. Eh tapi, dengan rutinitas mematikan handphone pastinya. Mematikan handphone sudah menjadi agendanya di akhir pekan, sebenarnya bukan untuk apa-apa, hanya saja sebagai reward terhadap diri sendiri sudah seharian bermain dengan teknologi. Sehari di hari Minggu waktunya untuk menjauhkan diri dengan keramaian jagat media sosial.

Sepekan sudah balasan surel itu, Keyla memikirkan keberlanjutan portofolio yang ia kirimkan mengenai pengabdiannya di tanah Borneo. Di angan-angannya ia sudah memikirkan bagaimana berlarian di dalam hutan lebat hanya untuk meneliti hal yang ia sukai. Jauh dari keluarga membuat dirinya terbiasa jauh dengan jangkauan keluarga, tidak heran menjadikannya sangat mandiri, manusia yang dapat survive di tengah hutan berhari-hari hanya untuk meneliti.

Grgrgr ***

Getar handphone bergeser dari atas meja

*

Selamat kepada Keyla Adzani penempatanmu di lokasi pengabdian sudah ditetapkan, berikut lampiran informasi mengenai keberangkan.

*

 

 

 

 

Komentar