Buku
Kedua [Deret Imajinasi]
Buku kedua kolaborasi bersama dengan santri ini akhirnya terbit, dan
selesai dicetak dengan jumlah 43 eksemplar karena kami hanya memfokuskan kepada
pembagian karya-karya insternal anggota eksul saja, dan perpustakaan internal.
Awalnya sedikit ragu, bisa gak ya saya mengajak kepada anak-anak untuk tetap
semangat berkarya, dengan dukungan partner mengajar Usth Yessy selaku
guru bahasa Indonesia tidak ada tandingannya memang haha, serta orang-orang
pendukung di lembaga agar karya kedua ini segera terbit, sehingga dapat
menumbuhkan motivasi kepada para pembaca agar lebih gemar dan senang membaca
buku.
Memang, tak bisa dipungkiri kasus penyebaran berita hoax,
perpecahan bangsa, serta banyaknya kasus provokasi ini dilandasi karena
keminiman angka minat baca di negara kita. Bagaimana cara meningkatkannya?
Jangan malas untuk membaca buku, bisa diawali dengan membaca buku fiksi, yang
ringan-ringan saja sebelum beralih ke bacaan yang berat berbentuk nonfiksi.
Namanya juga untuk memulai sesuatu hal baik, pasti tidak pasti akan langsung
mujur, apalagi untuk mengajak anak di generasi milenial untuk lebih menyukai
buku dan membaca yang kesehariannya saja dekat dengan interaksi gawai.
Pemakaian gawai sekarang ini memang tidak bisa dipaksa, dan dikonsumsi terlalu
berlebihan. Sebagai user harus lebih paham betul, kapan untuk pemakaian
waktu mengonsumsi gawai ini.
Terlebih pandemi ini rasanya sangat mustahil jika memaksa untuk tidak
memakai gawai, segala kegiatan bahkan untuk penyampaian tugas sekolah pun di
zaman sekarang dapat diinfokan melalui teknologi. Saya rasa, untuk mengajak
seseorang agar menyukai buku dan menyukai bacaan itu dimulai dari diri sendiri,
bisa atau tidak mengajak orang lain. Eh tapi, sebelumnya sukailaH dulu buku dan
bacaannya, baru menginfluence orang lain. Itu sih, mungkin yang konkret
untuk mengajak orang lain di zaman sekarang, terlebih subjek yang kita ajaknya
anak-anak milenial yang setiap hari berselencar di dunia maya.
Buku, bagi saya seperti sahabat walau tidak bisa diajak bicara tapi mampu
mendengarkan segala keluh kesah yang saya alami. Jika sekarang angka minat baca
negara kita rendah, mari kita sama-sama meningkatkan kembali minat baca di
negara ini, sebab sebuah negara dapat dikatakan maju dimulai dari cara pandang
warga negaranya terhadap isu-isu yang sedang ramai dibicarakan, dan bagaimana
tanggapannya tersebut. Jika ingin mengajak orang lain untuk gemar membaca,
alangkah baiknya tanamkanlah dahulu di diri sendiri.
Buku ini terdiri dari 2 jenis karya fiksi berupa cerita pendek dan
untaian puisi, penulis menyuguhkan karyanya ke dalam bentuk tulisan cerpen dan
puisi. Dengan menggaet figure literasi dari anggota eskul ini diharapkan dapat
mengajak yang lain untuk lebih sadar dan menyukai aktivitas membaca. Sebab,
dengan membaca kita dapat menggali seluruh informasi yang belum kita ketahui
sehingga menjadi tahu. Segala sesuatu memang butuh untuk diperjuangkan, begitu
pun peminatan membaca ini. Saya harap dengan adanya eskul kepenulisan ini
menjadi wadah bagi para santri untuk selalu berkarya dan menciptakan karya
terbaiknya.
Amiiin.
Komentar