[REVIEW BOOK] Dimsum Terakhir karya Clara Ng

Sebenarnya saya sudah lama mengenal buku ini semenjak duduk di bangku perkuliah salah satu teman merekomendasikannya, namun belum saya baca. Akhirnya kesempatan itu datang karena saya penasaran pada saat selesai membaca artikel tentang bagaimana orang chinese menjaga keutuhan tradisi. Nah, terlihat sangat jelas pada saat menonton film Crazy Rich Asian saya tertarik untuk mengetahui lebih rinci proses menjaga tradisi tersebut. Sikap toleransi kita aplikasikan dalam bermasayarakat, bukan hanya terhadap kaum mayoritas saja, sebab prinsip menghargai ialah dengan menghargai keyakinan orang lain. Seperti itu.

Oke tahapan mengulas buku Dimsum Terakhir karya Clara Ng, hmm mungkin menjadi buku pertama karya beliau yang saya baca, jujur saya sangat mengapresiasi sekali kepada seluruh penulis perempuan Indonesia. Membaca buku luar negeri emang keren, tapi lebih kerennya lagi membaca dan tahu betul bahwa penulis-penulis dalam negeri  karyanya sudah banyak yang diterjemahkan ke beragam bahasa. Contohnya ada Laksmi Pamuntjak, Djenar, Ayu Utami, Dee Lestari, Andrea Hirata, dan tak kalah lebih fenomenal lagi ialah karya Pramoedya Ananta Toer.

Novel ini mengisahkan tentang seorang tokoh yang bernama Siska, Rosy, Indah, dan Novera. Perempuan kembar anak Nung Antasana, masing-masing tokoh memiliki karakter yang sangat berbeda dengan tokoh yang lain, walaupun mereka disebut kembar. Siska menjadi sosok perempuan yang memiliki karier cemerlang yang melejit di negeri Singapura, Indah menjadi penulis buku dan wartawan, Rosy anak perempuan Nung yang berbeda dengan saudari kembar lainnya, Rosy memiliki kepribadian menjadi perempuan Nung yang tomboi. Tapi, di balik sikap tomboinya itu sikap penyayangnya tidak hilang, terbukti ia sangat menyukai dalam hal merawat bung mawar, dan yang terakhir ialah si bungsu Novera yang tertata, teratur, dan sangat lembut, anak terakhir Nung yang pertama kalinya menyatakan ingin menjadi seorang Khatolik di keluarga yang dominan sangat mengutamakan adat serta tradisi Tionghoa.

Oke, membaca buku saya disuguhkan dengan berbagai konflik yang dialami pada masing-masing tokohnya. Siska yang sangat mengedepankan karier perempuannya di bidang yang sangat disenanginya, baiklah dalam hal penjabaran siska ini saya sangat mengapresiasi di mana bagaimana menjadi sosok perempuan modern sangat membutuhkan waktu dan usaha. Pandangan perempuan modern yang saya dapat teliti terjadi di era sekarang. Hal yang saya takjubi ialah pada saat pernyataan Novera, adik bungsu dari keempat saudari kembar itu ingin menganut agama Khatolik, salah seorang kakak bertanya ketertarikannya untuk memiliki agama. Oke di sini saya paham, dan Novera menjawab "Agama menyelamatkanku" di sini saya butuh waktu untuk memahami dan mencerna bahasan-bahasan yang penulis utarakan melalui masing-masing tokohnya.

Tak hanya itu yang penulis suguhkan kepada pembaca mengenai konflik antar tokohnya. Pembaca secara tidak langsung penulis memperkaya bahasannya dengan menyuguhkan budaya serta tradisi-tradisi yang dilakukan masyarakat Tionghoa yang mengakar di Indonesia. Tradisi Cap Go Meh, tradisi imlek, ce it, ceng beng, tradisi-tardisi itu semua yang kerap dibudayakan secara turun temurun kepada anak-anaknya.
Oke, singkat cerita kehidupan bermasyarakat saya dengan dengan Tionghoa, dari bagaimana saya dan keluarga berbaur dalam hal ekonomi di pasar. Sebutlah cici, langganan keluarga kami di pasar yang memiliki toko Furniture dan kebutuhan sembako, kami hidup berdampingan dengan mereka dan saling menghormati. Tidak ada perilaku-perilaku yang dapat menyinggungkan dari pihak kami, sebab sudah sangat lama hidup berdampingan. Bukankah seperti itu toleransi?

Novel ini sangat menarik untuk dibaca. Namun, saya tekankan untuk penjabaran dari segi bahasa dalam hal sastra mungkin lumrah tapi ada sebagian-sebagian penjabaran bahasa bila dibaca leh seorang siswa yang duduk di sekolah menengah pertama akan sangat rumit. Maka dari itu, saya sarankan ketika membaca novel yang bergenre sastrais jangan berlebihan dan kaget, hmm mungkin dapat dibaca ketika kalian menginjak usia yang sudah bertambah.

Demikian, salam Literasi dari saya :) 

Komentar