[REVIEW BOOK] Goodbye, things karya Fumio Sasaki

Oke baiklah, setelah lama saya tidak mereview buku yang selesai dibaca, kali ini saya akan mengulas buku yang berhasil saya selesaikan selama beberapa hari kemarin. Bukunya tidak tebal, ini buku kedua yang selesai saya hatamkan yang genre buku terjemahan. Awalnya rasa penasaran terhadap jalan ceritanya, banyak hasil review-review youtuber ulasan buku saya lihat, alhasil penasaran juga dengan buku ini. Judulnya singkat, dalamnya ada sedikit gamabr-gambar para minimalisme menerapkan pola hidup minimalis. 
Dari covernya saja sudah terlihat menarik, bagaimana dengan isinya?
Jadi, reader untuk mengubah pola hidup dari maksimalis ke minimalis ini tidak banyak memerlukan waktu yang lama. Dari lembar pertama saja kita akan dikejutkan dengan beberapa contoh gambar dari minimalisme pada masyarakat Jepang. Sang penulis dengan apik mengajak pembacanya khususnya saya untuk menerapkan hidup minimalis, dari memakai barang yang nyaman dipakai tidak hanya dilihat dari bermerk atau harganya berapa. Kiat-kiat untuk hidup minimalis, reader memiliki barang sedikit bukan menjadi hamabatan untuk terus beraktivitas seperti sedia kala, adakalanya barang yang memang sudah tak terpakai alangkah baiknya dibuang atau dilelang saja. Di sini, penulis menceritakan kisah perjalanannya sampai ketahap minimalisme, awalnya Fumio tinggal dengan banyaknya barang yang begelantungan di apartemennya, semakin banyak barang yang ia miliki hidupnya bertanya-tanya bahwa ternyata tak selamanya kebahagiaan diperoleh dengan material semata. Kebahagiaan diatur olehnya untuk bagaimana menciptakan kenyamanan dan rasa aman untuk diri sendiri, dengan mengubah hidup dari maksimalis ke minimalis. 
Minimalisme adalah gaya hidup yang berarti kita mengurangi jumlah barang yang kita miliki sampai pada tingkat paling minim. Hidup sebagai minimalis bukan hanya menyingkirkan barang yang memang sudah tak terpakai lagi, jauh dari itu semua gaya hidup minimalis yaitu gaya hidup yang memberikan kemudahan ruang, kemudahan untuk membersihkan rumah, dengan menciptakan suasana baru dari yang biasanya. 
Pada bab awal buku ini mengisahkan beberapa masayrakat Jepang yang sudah menerapka  hidup minimalis, alasannya penulis memulai hidup minimalis dan di bagian isinya beriis tentang langkah-langkah menjadi minimalisme dengan gaya atau bahkan strategi pada masing-masing pembaca bila ingin memulainya.

Ada salah satu kutipan yang saya sukai yang terdapat pada buku ini, yaitu kutipan dari Steve Jobs 
"Waktumu terbatas, jangan menyia-nyiakannya dengan menjalani hidup menjadi orang lain" Steve Jobs.

Menurut saya penulis banyak sekali membaca buku yang menjadikan referensi dari terbitnya buku ini, disebutkan bahwa di buku ini kisah dari hidup minimalisnya Mahatma Ghandi, Bunda Theresa, Bil Gates, bahkan Steve Jobs. Tak hanya itu, Marie Kondo pun menjadi referensinya untuk menjadi seorang minimalisme, hmmm saya kasih skor 8 dari 10 poin. Buku ini pantas saya sebut sebagai buku kezuhudan hehe karena terlepas dari itu semua memperoleh ilmu pengetahuan harus dari berbagai banyak sumber. 

Apakah reader tertarik hidup minimalis?
kenapa tidak.





Komentar